Benarkah Sering Onani Jadi Ejakulasi Dini?
Jadi sudah jelas bukan bahwa definisi ejakulasi dini tidaklah masuk ke dalam suatu kegiatan seksual yang solo atau masturbasi atau bahkan onani. Bila ada pertanyaan "apakah terlalu sering masturbasi bisa menyebabkan ejakulasi dini?" jawabannya belum tentu. Karena faktor masturbasi bukanlah suatu penyebab utama dari ejakulasi dini, terlebih lagi pada pria usia muda, dimana masturbasi bisa jadi adalah sebuah "kebutuhan".
Dan lebih jelasnya lagi ejakulasi dini ini lebih banyak dialami oleh pria dengan masa dewasa lanjut yaitu diatas umur 40 tahunan, dimana faktor hormonal dan juga psikis memainkan peranan penting dalam penyebab terjadinya ejakulasi dini, selain itu faktor penyakit degenerasi juga sama pentingnya.
Sumber :
1. Waldinger M.D., Berendsen H.H., Blok B.F., et al. Premature Ejaculation and Serotonergic Anti-Depressants - Induced Delayed Ejaculation: The Involvement of the Serotenergic System Behavioural Brains Res. 1998 92(2):111-118
2. Godpodinoff M.L. Premature Ejaculation: Clinical Subgroups and Etiology Journal of Sex and Marital Therapy 1989; 15(2):130-134
3. Waldinger MD, Quinn P, Dilleen M, Mundayat R, Schweitzer DH, Boolell M (2005). "A multinational population survey of intravaginal ejaculation latency time". The journal of sexual medicine 2 (4): 492–7
Salah satu pertanyaan yang kerap ditemui oleh penulis baik di Medicalera maupun forum-forum kesehatan lainnya adalah "apakah keseringan onani bisa membuat saya jadi ejakulasi dini?". Dalam kesempatan yang baik ini, penulis ingin membuat ulasan khusus dalam sebuah artikel. Penasaran? Ikuti!
Dalam definisi sederhananya, ejakulasi dini adalah ketidakmampuan seorang pria untuk mempertahankan untuk tidak ejakulasi pada saat berhubungan seks (terjadi penetrasi) atau bahkan sebelum terjadinya penetrasi yang sempurna. Jelas definisi ini hanya berlaku pada saat terjadi berhubungan seks.
Durasi yang dimaksud dengan ejakulasi dini sebenarnya sangat bervariasi, namun yang paling banyak diambil oleh para ahli, bila terjadi sesaat ketika terjadi penetrasi, bukan dalam artian menurut masing-masing pasangan. Bisa saja pasangan suami istri A mengatakan bahwa suaminya mengalami ejakulasi dini karena hanya bertahan dalam hitungan 1 menit, sedangkan pasangan B mengatakan suaminya ejakulasi dini karena hanya mampu 30 menit. Maka yang diambil patokan sebagai ejakulasi dini adalah pada pasangan A karena lebih mendekati waktu yang sangat singat segera setelah terjadi penetrasi.
Jadi sudah jelas bukan bahwa definisi ejakulasi dini tidaklah masuk ke dalam suatu kegiatan seksual yang solo atau masturbasi atau bahkan onani. Bila ada pertanyaan "apakah terlalu sering masturbasi bisa menyebabkan ejakulasi dini?" jawabannya belum tentu. Karena faktor masturbasi bukanlah suatu penyebab utama dari ejakulasi dini, terlebih lagi pada pria usia muda, dimana masturbasi bisa jadi adalah sebuah "kebutuhan".
Dan lebih jelasnya lagi ejakulasi dini ini lebih banyak dialami oleh pria dengan masa dewasa lanjut yaitu diatas umur 40 tahunan, dimana faktor hormonal dan juga psikis memainkan peranan penting dalam penyebab terjadinya ejakulasi dini, selain itu faktor penyakit degenerasi juga sama pentingnya.
Sumber :
1. Waldinger M.D., Berendsen H.H., Blok B.F., et al. Premature Ejaculation and Serotonergic Anti-Depressants - Induced Delayed Ejaculation: The Involvement of the Serotenergic System Behavioural Brains Res. 1998 92(2):111-118
2. Godpodinoff M.L. Premature Ejaculation: Clinical Subgroups and Etiology Journal of Sex and Marital Therapy 1989; 15(2):130-134
3. Waldinger MD, Quinn P, Dilleen M, Mundayat R, Schweitzer DH, Boolell M (2005). "A multinational population survey of intravaginal ejaculation latency time". The journal of sexual medicine 2 (4): 492–7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar